Jakarta, apa yang kamu bayangkan
jika menyebut 1 kata itu? Saya sendiri tidak tahu, hanya saja ada sesuatu yang
‘wah’ terasa seketika menyebutkan ‘Jakarta’. Kali ini jakarta menghadirkan
cerita berbeda. Tahu tidak? Ternyata menyeramkan ketika jakarta sedang dilanda
hujan. Tapi bukan itu ceritanya, let’s see.
Undangan itu saya terima 1 minggu
sebelum acara. Bukan undangan langsung, hanya postingan di group saja. Tapi, saya merasa diundang untuk datang, namanya juga
seneng nulis ya :)
NulisBuku Club Januari, judul
acaranya kurang lebih seperti itu. Ada sedikit kecelakaan ketika saya hendak
mengikuti acara ini. Kecelakaan yang saya maksud, saya salah menandai hari.
Semua persiapan sudah rampung *padahal daftar doang persiapannya*. Jum’at malam
saya masih ada di Kota Bandung. Baru besok pagi rencananya saya berangkat ke
Bekasi lalu ke jakarta pada Minggu pagi. Rencananya terlihat mulus sepintas,
sampai...
Jum’at malam, iseng-iseng saya
buka postingan di group. Buka halaman
agendanya, dan muncullah kata ‘besok pukul 16.00 bla bla bla’.” What! Besok itu
sabtu, bukannya acaranya hari minggu?”itu reaksi panik saya yang pertama.
Jadi, saya buka lagi
postingan-postingan sebelumnya. Memastikan saya bisa protes karena acara yang
tiba-tiba berubah tanggal. Sayangnya, acara memang dijadwalkan pada hari sabtu
sejak awal. Oh No!
Disebabkan cuaca pagi Bandung
yang aduhai jika ditempuh dengan sepeda motor, dan saya hanya punya jaket tipis
peninggalan kota Cikarang yang panas, saya memutuskan untuk berangkat sedikit
siang. Pukul 08.00 teng-go! Semangat sekali rasanya. Setiba di Cikarang,
istirahat sebentar langsung ke stasiun bekasi lalu ke stasiun Sudirman. Itu
detil rencananya.
Jadilah saya melakukan perjalanan
Bandung-Cikarang pukul 08.00. Jalanan tidak macet, tapi sudah cukup ramai.Eleuh-eleeeuh,
ternyata orang-orang di sini gemar bangun pagi walaupun cuaca seperti ini,
saluut saluuut *prok prook prook*.
Sampai di Cimahi, saya masih
mengingat-ingat apa yang belum saya bawa. Astaghfirullah! Saya tidak bawa
hardisk! Itu kan nyawa laptop saya! Jadilah saya putar balik ke Sarijadi untuk
mengmbil hardisk nya. Perjalanan 1 jam pun terbuang *pengen nangis*
Pukul 09.05 saya sudah siap
berangkat lagi dari Sarijadi, Bandung. Betul-betul memastikan semuanya sudah
dibawa sebelum berangkat. Perjalanan 4 jam naik motor dengan jalur
Bandung-Cimahi-Padalarang-Cianjur-Cariu(Bogor)-Jonggol-Cibarusah *saya cuma
hapal rute ini* pun dimulai.
Hal yang membuat saya gemar
menghabiskan waktu dengan memilih sepeda motor daripada naik bus adalah suguhan
pemandangan yang penuh dengan potret bukit, gunung,sawah, hutan dan perkebunan,
silih berganti di sepanjang perjalanan, else I love adventure!! Anda akan tahu
seberapa menariknya apa yang saya maksudkan jika sudah dicoba ;)
Cikarang yang terik menyambut
saya pukul 13.00. Awalnya saya memutuskan untuk istirahat sejenak di mushola
kecil di daerah Cibarusah. Akan tetapi, setelah mendapat pesan dari
salah seorang teman baik, akhirnya saya memutuskan untuk putar balik ke
rumahnya. Melepas penat sebentar, sholat dzhur dan berangkat lagi.
Pukul 13.55, macet sudah mulai
terasa sadis di jam-jam seperti ini. Saya bertolak dari Perum. Mega Regency,
dan menghabiskan perjalanan 1 jam kurang menuju stasiun Bekasi *padahal
biasanya saya bisa 1.5 jam loh O.o*
Mengantri tiket, menunggu kereta,
akhirnya kereta berangkat pukul 15.30. Saya mulai panik, yakin akan tiba
terlambat di Conclave, dimana acara diselenggarakan. Benar saja, saya tiba
pukul 16.08 di stasiun Sudirman. Saya baru tahu di daerah itu tidak ada angkot
atau kopaja atau apapun sejenisnya yang lewat, jadilah saya terlibat negosiasi
yang berkepanjangan dengan salah seorang tukang ojek. Ongkos di-fix-kan, kami berangkat
menuju daerah Tendean. Macet, debu, betul-betul menarik saya ke dalam perusakan
mood yang kronis. Perusakan mood berlanjut, saya salah alamat!
“Tendean ya tendean, wijaya ya
wijaya” begitu si tukang ojek protes. Akan tetapi, berhubung beliau adalah
orang baik, sayapun diantarkan ke wijaya dengan tidak ada protes berkelanjutan
dari beliau. Total waktu perjalanan menghantarkan saya ke pintu Conclave tepat
pukul 16.50, ngaret pisaan!! Tidak apalah, sudah jauh-jauh yang penting bisa
dateng.
Welcome to NulisBuku
cluuuuub...!!!
Ruangan kecil minimalis dengan
susunan bangku kayu panjang berjenjang mirip di auditorium atau semacamnya,
situasi lumayan kondusif dengan peserta yang cukup banyak dan penguasaan
audience yang bagus oleh MC-nya,mba Emi.
Mba Dewi Hughes muncul di sesi
acara berikutnya, mendampingi salah seorang anak didik di home schooling-nya,
Shena Bareno, yang baru saja me-launching sebuah buku, "9 butterflies" judulnya . Betul-betul
inspiratif, mengingat si anak didik –si penulis- adalah gadis yang berumur 16
tahun dan sudah bisa membuat sebuah buku motivasi, tambahan lagi si gadis kecil*berasa
tua banget* ini sudah punya usaha design grafis sendiri dan mengisi workshop
kemana-mana, KAMU KEREN SHENA!
Ada mba Okky Madasari juga, penulis buku Entrok, Maryam,Pasung Jiwa dan 86. Peraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award pada 2012 itu lantas membahas dari mana ide muncul, apa yang harus dilakukan, dan macem-macem. Di
sesi ini saya mengajukan diri sebagai penanya paling antusias *belum sesi
pertanyaan saya sudah ngacung*. Saya curhat mengenai kesulitan dalam
mengendalikan konsistensi mood menulis saya, bagaimana saya menghabiskan waktu
mencari mp3 dan sejenisnya yang bisa membuat saya 'senyawa' dengan si tulisan,
dan lain lagi. Mba Okky yang baik lantas membahas panjang lebar mengenai
ke-mandek-an dalam menulis dan bagaimana solusinya. *eng i eeng, bola lampu
muncul di kepala saya*
Sesi selanjutnya tidak kalah
membuat saya antusias. “15 minutes Writing class” pun dimulai dengan tema Kasih
Tak Sampai. “Harus lucu ya..” begitu mba Ollie membuka sesi. Sayapun sempat
berpikir panjang, ini kan temanya sedih gimana bisa lucu ya? Yasudah, saya coba
menuliskannya saja. Tulis-coret, tulis-coret, sampai muncullah ide untuk
membuat paragraf seperti di bawah ini:
"Kamu masih berdiri megah di sana, selalu. Entah apa yang selalu membuatmu tega menampakkan diri di mukaku. Tahukah kau? Setiap kali muncul di hadapanku, kau serasa menghentak-hentak hati, merobek-robek mimpiku. Aku tidak tahu lagi harus apa dan bagaimana, tapi aku sudah menyerah. Melepaskanmu pada mereka, yang menang dalam lelang itu. Selamat tinggal, rumah impianku"
Ini betul-betul hasil the power
of kepepet!
Saya maju pertama kali untuk
membacakan tulisan di depan audience, jadilah saya dihadiahi goody bag cantik
ini;
Acara hari itu sempurna, kecuali
hujan yang tiba-tiba turun sangat deras persis setelah acara usai. Akan tetapi,
karena hujan ini juga saya jadi berkenalan dengan beberapa teman termasuk Andi
dan mba Emi-MC yang menawarkan diri untuk menghantar saya sampai halte busway.
Makasih mba Emii ^^
Tidak ada lagi bagian yang lebih
menarik lainnya kecuali saya yang harus long mars dari halte busway Dukuh
Atas-Halte busway Stasiun Sudirman *kalau gak salah sih gitu*. Akhirnya tiba di
stasiun, naik kereta, ketemu ibu-ibu yang ramah banget, sedikit menggerutu liat
pasangan-pasangan yang mesra-mesraan di kereta *JomboVsMalMing*, semua itu
menghantarkan saya ke stasiun bekasi tepat pukul 22.00. Piuuuh, bahkan di jam
seperti ini macet masih saja bergentayangan di sepanjang jalan pulang ke Cibarusah
tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar